
Di abad 17 ketika tentara Mataram yang menyerang Belanda di Batavia, para tentara itu tidak kembali lagi ke Jogja. Sebagian di antara mereka ada yang tertinggal disepanjang perjalanan menuju ke Kerajaan Mataram, baik lewat pantai utara (Krawang-Cirebon) atau selatan (Sukabumi-Bandung). Tata upacara, pernak-pernik, maupun pakaian pada upacara perkawinan adat Sunda ini pada akhirnya dipengaruhi oleh budaya adat Jawa. Sarung teun dan kebat tenun perlahan-lahan mulai tersingkir digantikan kain batik, sementara senjata kujang sebagai pelengkap hiasan pengantin berubah menjadi keris. Blangkon, tutup kepala pengantin pria yang unik, juga memberikan pengaruh khusus pada khasanah tutup kepala para pengantin sunda. Belakangan, dengan sentuhan dari para sesepuh dan budayawan sunda, batik, keris, maupun tutup kepala Pasundan ini memiliki ciri khas dan bentuk tersendiri sejalan dengan budaya Sunda yang berkembang

0 komentar:
Posting Komentar